20 Pengalaman Unik dan Membanggakan yang Cuma Bisa Dicicipi Oleh Anak SMK
Coba kenang masa apa yang paling mengenangkan dalam hidupmu? Salah satunya tentu putih abu-abu. Ya, masa-masa memakai seragam putih abu-abu memang mempunyai segudang cerita manis. Pacaran sepanjang jam sekolah, kekompakan dengan teman sekelas, atau kesibukan sebagai pengurus OSIS memang tak akan terlupakan.
Namun, di balik manisnya masa-masa putih abu-abu itu, ada juga cerita masam yang dialami anak SMA SMK. Emang beda ya? Yup, sejak dari seleksi masuk sampai dengan lulus anak SMK mengalami apa yang nggak dialami anak SMA. Misalnya, memilih jurusan sejak seleksi masuk dan kewajiban menjalani Praktik Industri. Katanya, apa yang mereka alami tak semanis cerita anak SMA lho!
1. Sepanjang Masamu Bersekolah Disana, Kamu Akan Sering Ditodong Pertanyaan: Kenapa SMK?
Kita tentu punya sekolah idaman untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus SMP. Namun, orang tua bermaksud agar kamu masuk SMK saja. Faktor ekonomi seringkali jadi alasan, maksudnya biar bisa lekas bekerja dan ikut membantu keluarga nantinya.
“Kalo kamu masuk SMA, ibuk ndak punya dana buat kamu lanjutin kuliah. SMK aja ya le, biar dapet keahlian buat kerja bantuin ibuk. Kalaupun nanti mau kuliah dan ada dana, ndak dibedakan to ijazahnya?”
Otomatis kamu hanya punya pilihan tunggal: SMK! Keadaan ini membuatmu mulai setuju dengan plesetan: Sekolah Menengah Kaya Kere dan Sekolah Menuju Kerja.
2. Belum Juga Mulai Sekolah, Kamu Sudah Harus Memilih Jurusan
Jika anak SMA menentukan jurusan saat kenaikan kelas XI, anak SMK sudah harus melakukannya di awal proses pendaftaran. Kamu dihadapkan pilihan yang nggak gampang: milih jurusan yang akan menjadi hidupmu 3 tahun kedepan atau 4 tahun untuk program khusus. Di masa ini kamu merasakan hal yang sama kayak milih jurusan kuliah. Menimang antara minat, bakat, dan peluang kerja ketika udah lulus nanti. See, udah mikir karir sejak lulus SMP!
3. Awal-Awal Menjadi Siswa SMK, Ada Banyak Yang Menganggapmu Sebelah Mata
Temanmu : “Hei, jadi sekolah di mana?”Kamu : “SMK X. Lo?”Temanmu : “Kok SMK sih?”(dengan mimik prihatin, kaget dan memandang rendah)“Lo gak lulus seleksi di SMA idaman kita ya? Gue di SMA idaman kita dulu, wah kalo lo sekolah di SMK berarti ga bisa nyaingin gue lagi deh.”Kamu : “….” (Diam setengah dongkol)
Temanmu : (Lihatin seragammu) “Loh kamu SMK?”Kamu : (Ngangguk)Temanmu : “Sayang banget dong prestasimu selama SMP ga bisa lanjut? Hmm sayang ya jadi ga bisa ikut OSN lagi. SMA aja napa sih, kayak kita-kita…”Kamu : “….”
4. Tak Jarang, Kamu Juga Akan Dicap Nakal
Kali ini nasibmu sama kayak mitos yang ditimpakan pada jurusan IPS: nakal, sering bolos, suka tawuran. Apalagi pada kelompok jurusan mesin yang siswanya memang mayoritas cowok.
Anggapan ini sama sekali nggak benar. Perlu kita tahu bahwa masing-masing jurusan di SMK memiliki karakter tersendiri, seperti mesin yang keras tapi macho-macho, IT yang cool, tata boga yang ulet, perhotelan yang rapih-rapih, kecantikan yang dandan mulu, kesehatan yang lembut-lembut, sampai jurusan seni dan desain yang kreatif dan atraktif.
5. Di Semester-Semester Awal, Kamu Akan Berpikiran: “Kok Sekolahku Nggak Bebas, Ya?”
Sebagian jurusan mengharuskan kamu bikin laporan praktikum berlembar-lembar yang harus ditulis tangan. Apalagi pelajaran produktif di bengkel serta gambar teknik yang cukup menyita waktumu. Kamu merasa hidupmu di SMK nggak semanis teman-temanmu yang tertawa bahagia saat keluar gerbang SMA ketika pulang sekolah.
6. Kamu Pun Akan Bingung Dengan Pelajaran yang Serba ‘Nanggung’
Kamu merasa iri sama anak SMA yang belajar secara mendalam pada bidangnya. Memang, kurikulum SMK dirancang untuk fokus belajar pada bahasan yang relevan dengan jurusanmu. Namun itu membuatmu merasa hanya belajar setengah-setengah. Kimia dan Fisika tanpa Biologi, Matematika yang banyak macamnya berdasarkan jurusan, IPS terpadu tapi nggak pake Sejarah, hingga pernyataan: “Gue anak Akuntansi kok pake belajar IPA sih?”
7. Kebanggaan Jadi anak SMK dimulai dari hal yang sederhana: Seragam!
Seragammu yang memakai atribut pangkat di pundak dan tali koor di bahu membuat beberapa temanmu yang sekolah di sekolah lain bilang “Wow!” Nggak jarang cerita cintamu bermula dari ketertarikan dia yang terpukau dengan seragammu. Kamu yang memilih jurusan kesehatan pun seringkali dikira perawat atau bidan ketika sedang di jalan. Bilang ‘amin’, ya! *wink*
8. Karya dan kegiatan anak SMK itu Instagram-able banget! Nggak Sekedar Ngeksis!
Kamu mulai merasakan sensasi baru saat membuka akun media sosial. Banyak ‘like‘ pada desain yang kamu unggah di Instagram. Bahkan beberapa ada yang meminta resep dari foto kreasi makanan yang kamu bikin. Tak jarang, kamu akan mendapatkan kesempatan mendulang rupiah dari sana.
9. Gak Hanya Kerja, Kamu Juga Bisa Berkarya!
Jika anak SMA belajar secara teoretik umum, SMK belajar berdasarkan kebutuhan teknis-praktis dengan pendekatan pada kenyataan, kasus dan penyelesaian. Konsep ini membiasakan kamu berpikir kreatif dan menciptakan hal-hal baru pada saat prakti
10. Lahanmu Untuk Bersaing Pun Sebenarnya Lebih Luas
Walau kamu anak SMK, kamu masih bisa ‘nyerobot’ lahan anak SMA di Olimpiade Sains Nasional (OSN). Sebaliknya, anak SMA nggak bisa ikut LKS Kejuruan — kompetisi paling bergengsi yang hanya khusus untuk SMK. Ini berarti lahan bersaingmu lebih luas. Kamu punya 2 bidang kompetisi, yaitu pelajaran umum dan bidang jurusanmu sendiri. Selain itu, banyak kompetisi besar yang juga tak membedakan peserta SMA maupun SMK.
11. Namun, Ada Juga Tantangan yang Melunturkan Semangatmu Sebagai Siswa SMK. Kamu HARUS Magang.
Sebagai siswa SMK kamu wajib menjalani magang di dunia industri atau usaha yang relevan dengan jurusanmu untuk satu semester. Tak jarang, kamu harus pergi ke luar kota dan ngekost. Otomatis kamu harus jauh dengan keluarga dan pacarmu selama masa magang.
Jauh dari orang-orang terdekat dan perlakuan di tempat magang yang nggak membedakan antara kamu dan pegawai lain sedikit-banyak membuatmu merasa tertekan. Ditambah bayang-bayang Laporan Magang dan presentasinya yang menunggu, kamu bisa kelabakan
20 Pengalaman Unik dan Membanggakan yang Cuma Bisa Dicicipi Oleh Anak SMK
Coba kenang masa apa yang paling mengenangkan dalam hidupmu? Salah satunya tentu putih abu-abu. Ya, masa-masa memakai seragam putih abu-abu memang mempunyai segudang cerita manis. Pacaran sepanjang jam sekolah, kekompakan dengan teman sekelas, atau kesibukan sebagai pengurus OSIS memang tak akan terlupakan.
Namun, di balik manisnya masa-masa putih abu-abu itu, ada juga cerita masam yang dialami anak SMA SMK. Emang beda ya? Yup, sejak dari seleksi masuk sampai dengan lulus anak SMK mengalami apa yang nggak dialami anak SMA. Misalnya, memilih jurusan sejak seleksi masuk dan kewajiban menjalani Praktik Industri. Katanya, apa yang mereka alami tak semanis cerita anak SMA lho!
1. Sepanjang Masamu Bersekolah Disana, Kamu Akan Sering Ditodong Pertanyaan: Kenapa SMK?
Kita tentu punya sekolah idaman untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus SMP. Namun, orang tua bermaksud agar kamu masuk SMK saja. Faktor ekonomi seringkali jadi alasan, maksudnya biar bisa lekas bekerja dan ikut membantu keluarga nantinya.
“Kalo kamu masuk SMA, ibuk ndak punya dana buat kamu lanjutin kuliah. SMK aja ya le, biar dapet keahlian buat kerja bantuin ibuk. Kalaupun nanti mau kuliah dan ada dana, ndak dibedakan to ijazahnya?”
Otomatis kamu hanya punya pilihan tunggal: SMK! Keadaan ini membuatmu mulai setuju dengan plesetan: Sekolah Menengah Kaya Kere dan Sekolah Menuju Kerja.
2. Belum Juga Mulai Sekolah, Kamu Sudah Harus Memilih Jurusan
Jika anak SMA menentukan jurusan saat kenaikan kelas XI, anak SMK sudah harus melakukannya di awal proses pendaftaran. Kamu dihadapkan pilihan yang nggak gampang: milih jurusan yang akan menjadi hidupmu 3 tahun kedepan atau 4 tahun untuk program khusus. Di masa ini kamu merasakan hal yang sama kayak milih jurusan kuliah. Menimang antara minat, bakat, dan peluang kerja ketika udah lulus nanti. See, udah mikir karir sejak lulus SMP!
3. Awal-Awal Menjadi Siswa SMK, Ada Banyak Yang Menganggapmu Sebelah Mata
Temanmu : “Hei, jadi sekolah di mana?”Kamu : “SMK X. Lo?”Temanmu : “Kok SMK sih?”(dengan mimik prihatin, kaget dan memandang rendah)“Lo gak lulus seleksi di SMA idaman kita ya? Gue di SMA idaman kita dulu, wah kalo lo sekolah di SMK berarti ga bisa nyaingin gue lagi deh.”Kamu : “….” (Diam setengah dongkol)
Temanmu : (Lihatin seragammu) “Loh kamu SMK?”Kamu : (Ngangguk)Temanmu : “Sayang banget dong prestasimu selama SMP ga bisa lanjut? Hmm sayang ya jadi ga bisa ikut OSN lagi. SMA aja napa sih, kayak kita-kita…”Kamu : “….”
4. Tak Jarang, Kamu Juga Akan Dicap Nakal
Kali ini nasibmu sama kayak mitos yang ditimpakan pada jurusan IPS: nakal, sering bolos, suka tawuran. Apalagi pada kelompok jurusan mesin yang siswanya memang mayoritas cowok.
Anggapan ini sama sekali nggak benar. Perlu kita tahu bahwa masing-masing jurusan di SMK memiliki karakter tersendiri, seperti mesin yang keras tapi macho-macho, IT yang cool, tata boga yang ulet, perhotelan yang rapih-rapih, kecantikan yang dandan mulu, kesehatan yang lembut-lembut, sampai jurusan seni dan desain yang kreatif dan atraktif.
5. Di Semester-Semester Awal, Kamu Akan Berpikiran: “Kok Sekolahku Nggak Bebas, Ya?”
Sebagian jurusan mengharuskan kamu bikin laporan praktikum berlembar-lembar yang harus ditulis tangan. Apalagi pelajaran produktif di bengkel serta gambar teknik yang cukup menyita waktumu. Kamu merasa hidupmu di SMK nggak semanis teman-temanmu yang tertawa bahagia saat keluar gerbang SMA ketika pulang sekolah.
6. Kamu Pun Akan Bingung Dengan Pelajaran yang Serba ‘Nanggung’
Kamu merasa iri sama anak SMA yang belajar secara mendalam pada bidangnya. Memang, kurikulum SMK dirancang untuk fokus belajar pada bahasan yang relevan dengan jurusanmu. Namun itu membuatmu merasa hanya belajar setengah-setengah. Kimia dan Fisika tanpa Biologi, Matematika yang banyak macamnya berdasarkan jurusan, IPS terpadu tapi nggak pake Sejarah, hingga pernyataan: “Gue anak Akuntansi kok pake belajar IPA sih?”
7. Kebanggaan Jadi anak SMK dimulai dari hal yang sederhana: Seragam!
Seragammu yang memakai atribut pangkat di pundak dan tali koor di bahu membuat beberapa temanmu yang sekolah di sekolah lain bilang “Wow!” Nggak jarang cerita cintamu bermula dari ketertarikan dia yang terpukau dengan seragammu. Kamu yang memilih jurusan kesehatan pun seringkali dikira perawat atau bidan ketika sedang di jalan. Bilang ‘amin’, ya! *wink*
8. Karya dan kegiatan anak SMK itu Instagram-able banget! Nggak Sekedar Ngeksis!
Kamu mulai merasakan sensasi baru saat membuka akun media sosial. Banyak ‘like‘ pada desain yang kamu unggah di Instagram. Bahkan beberapa ada yang meminta resep dari foto kreasi makanan yang kamu bikin. Tak jarang, kamu akan mendapatkan kesempatan mendulang rupiah dari sana.
9. Gak Hanya Kerja, Kamu Juga Bisa Berkarya!
Jika anak SMA belajar secara teoretik umum, SMK belajar berdasarkan kebutuhan teknis-praktis dengan pendekatan pada kenyataan, kasus dan penyelesaian. Konsep ini membiasakan kamu berpikir kreatif dan menciptakan hal-hal baru pada saat praktikum.
ADVERTISEMENT
10. Lahanmu Untuk Bersaing Pun Sebenarnya Lebih Luas
Walau kamu anak SMK, kamu masih bisa ‘nyerobot’ lahan anak SMA di Olimpiade Sains Nasional (OSN). Sebaliknya, anak SMA nggak bisa ikut LKS Kejuruan — kompetisi paling bergengsi yang hanya khusus untuk SMK. Ini berarti lahan bersaingmu lebih luas. Kamu punya 2 bidang kompetisi, yaitu pelajaran umum dan bidang jurusanmu sendiri. Selain itu, banyak kompetisi besar yang juga tak membedakan peserta SMA maupun SMK.
11. Namun, Ada Juga Tantangan yang Melunturkan Semangatmu Sebagai Siswa SMK. Kamu HARUS Magang.
Sebagai siswa SMK kamu wajib menjalani magang di dunia industri atau usaha yang relevan dengan jurusanmu untuk satu semester. Tak jarang, kamu harus pergi ke luar kota dan ngekost. Otomatis kamu harus jauh dengan keluarga dan pacarmu selama masa magang.
Jauh dari orang-orang terdekat dan perlakuan di tempat magang yang nggak membedakan antara kamu dan pegawai lain sedikit-banyak membuatmu merasa tertekan. Ditambah bayang-bayang Laporan Magang dan presentasinya yang menunggu, kamu bisa kelabakan.
12. Menjelang Kelulusan, Dirimu Semakin ‘Dikuras’ dengan ‘Skripsi’ Ala SMK
Gak perlu nunggu kuliah dulu buat anak SMK untuk ‘merasakan’ skripsi. Ada Tugas Akhir (TA) yang harus diselesaikan. Rasanya pun mirip dengan skripsi. Tujuan dari TA ini adalah agar kamu dapat mengaplikasikan semua materi yang kamu pelajari pada satu bentuk kreasi. Ada juga yang TA-nya merupakan proyek yang harus dikerjakan di industri dengan maksud pembelajaran bisnis. Namun kamu memahaminya sebagai beban yang berat di akhir masa sekolahmu.
13. Jika Anak SMA Punya UAN, Kamu Harus Menjalani Dua Ujian Nasional
Di matamu, menjadi anak SMA itu enak. Ujian Nasionalnya cuma dilakukan secara tertulis. Sementara kamu? Garus lulus Ujian Nasional Praktik Kejuruan sebelum mengikuti Ujian Nasional Tertulis.
Ujian praktikmu punya standar yang tinggi, dengan penilai independen dari praktisi industri. Untuk jurusan IT, ujian ini bahkan memakan waktu lebih dari 12 jam bertepekur dengan komputer! Tanpa buku, tanpa catatan, semua harus ada di luar kepala!
14. Saat Dinyatakan Lulus Pun, Kamu Gamang Mau Kuliah Apa…
Kamu merasa termakan iklan bahwa SMK siap kerja dan bisa melanjutkan kuliah. Kamu baru menyadari hal itu ketika memilih-milih kampus dan jurusan. Ada bagian yang tersembunyi dari iklan itu: “Terbatas pada kampus dan jurusan tertentu saja ya, anak-anak!” Lucunya, ada kampus negeri yang nggak nerima lulusan SMK. SMK ada di Indonesia, dan merupakan bagian institusional dari Kemendiknas itu sendiri. Tapi, kampus negeri kita tidak mengakuinya. Oke, ini lucu konyol!
15. Padahal, Memutuskan Untuk Bekerja Tidak Membuatmu Merasa Lebih Lega
Sebagai lulusan SMK sederajat, kamu harus puas dengan tawaran gaji sedikit di bawah UMK. Itupun dengan kerjaan yang susah untuk dibilang ‘enjoy aja’ kayak iklan. Dari sekian lowongan yang ada, hampir semuanya mensyaratkan pendidikan minimal S1. “Namanya juga SMK, Sekolah Memeras Keringat!
Bukan SMA, Sekolah Menjadi Artis!”
Setelah sejenak menetralkan emosi, kamu menyadari bahwa SMK itu istimewa. hanya anak SMK yang seberuntung ini!
16. Kamu Adalah Manusia-Manusia “Dual Degree”
Kuliah atau kerja? Keduanya oke-oke aja. Dengan bekal materi terfokus dan keahlian khusus kamu merasa lebih siap untuk menghadapi dunia kerja dan menjalani karir. Materi yang kamu dapat pun cukup sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Jika mau melanjutkan kuliah pada jurusan sebidang, itu poin tambah buat kamu. Kamu gak perlu belajar dari nol lagi.
17. Kamu Pun Bisa Punya Sertifikat Profesi yang Setara Diploma
Setelah menerima ijazah dan didalamnya ada sertifikat profesi dari BNSP yang dapat disetarakan dengan D1, kamu lebih mantap untuk menjajaki karir. Akhirnya perjuanganmu melewati Ujian Nasional Praktik tidak sia-sia. Kamu gak perlu ambil program profesi setahun seperti yang dilakukan anak SMA!
18. Kebanggaanmu Bertambah Ketika Kamu Lulus dengan Keterangan Pengalaman Kerja
Perantauanmu ketika magang gak sia-sia. Susahnya menjalani LDR dengan pacar terbayar sudah. Pengalaman kerja selama satu semester di bidang jurusanmu tentu menjadi pertimbangan khusus pihak personalia perusahaan yang kamu lamar.
19. Pilih IPA atau IPS? Lebih Fleksibel!
Memilih sekolah di SMK ternyata memberimu lahan lebih luas untuk memilih jurusan saat kuliah, khususnya SMK Teknologi, Kesehatan dan Pertanian. Karena ketika mendaftar SNMPTN, akan dikelompokkan pada IPC. Hal ini tentu juga menguntungkan bukan?